Bos Real Madrid Carlo Ancelotti bertujuan untuk mengangkat Liga Champions untuk keenam kalinya pada Sabtu malam.
Kemenangan atas Liverpool akan memberikan pelatih asal Italia itu kesuksesan Liga Champions keempat yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai manajer setelah kemenangan bersama AC Milan pada tahun 2003 dan 2007 dan Real Madrid pada tahun 2014, pada periode pertamanya di ibu kota Spanyol.
Pemain asal Italia itu juga dua kali memenangi kompetisi tersebut sebagai pemain bersama AC Milan pada tahun 1989 dan 1990.
Gelar juara Eropanya yang ke-14 setelah kesuksesan LaLiga musim ini akan mengukuhkan status legendarisnya di Real Madrid.
Namun suatu ketika, Ancelotti adalah salah satu kandidat Piala Eropa yang mematahkan hati para pendukung Real.
Ketika menjadi pemain pada tahun 1989, AC Milan asuhan Ancelotti memiliki Real Madrid di babak semifinal dengan juara Rumania Steaua Bucharest menunggu pemenang di final.
Setelah bermain imbang 1-1 pada leg pertama di Santiago Bernabeu, Milan dengan kejam menyingkirkan Real di San Siro, dan keluar sebagai pemenang dengan skor 5-0.
Tim AC Milan yang penuh dengan talenta menampilkan pemain-pemain seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Ruud Gullit dan Marco van Basten, namun Ancelotti yang saat itu berusia 29 tahunlah yang mencuri perhatian dengan tendangan menakjubkan untuk memulai penghitungan suara. malam.
Ancelotti menerima bola 25 meter dari gawang dan melepaskan tembakan tak terbendung melewati kiper Madrid Francisco Buyo.
Hal itu membuat Milan unggul ketika Gullit, Van Basten, Frank Rijkaard dan Roberto Donadoni menambahkan gol untuk menyelesaikan pertandingan dengan baik.
Milan kemudian menyelesaikan tugasnya di final, mengalahkan Steaua 4-0 untuk merebut Piala Eropa ketiga mereka sebelum mengulangi prestasi tersebut setahun kemudian, mengalahkan Benfica 1-0 di final.
Ancelotti melanjutkan kisah cintanya dengan kompetisi ini akhir pekan ini dengan tujuan memenangkan Piala Eropa ke-14 bagi juara Spanyol itu.
Real Madrid mempunyai kebiasaan meraih kemenangan comeback yang sensasional musim ini dengan Paris Saint-Germain, Chelsea dan Manchester City semuanya menjadi korban dari kepahlawanan mereka di akhir musim.
Liverpool akan berusaha mencegah dominasi lebih lanjut di kompetisi klub terbesar Eropa ini saat The Reds membalas dendam atas kekalahan 3-1 mereka dari Real di final 2018.
Pasukan Jurgen Klopp mengangkat trofi setahun kemudian, mengalahkan Tottenham 2-0 di final, mencari Piala Eropa ketujuh mereka pada hari Sabtu di Paris.